Bukan mulutku yang bicara
Dan aku hanya diam
Hati ini yang melukis
Kamu dapat melihatnya?
Rinduku merekat di langit’
Ada tujuh kaki di setiap tubuhnya
Menantimu adenia..!
Jika barisan puisi ini
Yang menjelaskannya
Maka kau pun tahu ukurannya
Tak ada yang lebih pekat
Selain rinduku
Bertebaran dan membias
Masuk ke dalam barisan awan.
Kamu dimana?
Aku lelah hanya bermimpi
Peluhku menetes di pangku
Dan ini secangkir air berisi kuai
Aku ingin melukiskan rinduku di langit
Dan kuharap kau berkenan
Menatapnya.

18 desember 2004